Kesuksesan album kedua. Kalimat ringkas dan jelas yang bisa jadi sebuah monster besar bagi para musisi yang langsung mendapatkan kesuksesannya saat meluncurkan album debut mereka. Tentu saja, saat mereka mengeluarkan album pertama dan tiba-tiba menjadi bintang dari bukan siapa-siapa, mereka pun harus berusaha ekstra keras untuk membuktikan kualitas dan kemampuan musikalitas mereka. Menunjukkan bahwa, "Nah, album pertama bukan hanya keberuntungan kami, tapi karena talenta kami, yang akan kami tunjukkan untuk seterusnya dalam keeksisan kami."
Bukan rahasia lagi jika banyak dari mereka yang akhirnya gagal mengulang kesuksesan album pertama mereka - atau bahkan single pertama mereka. Itulah akhirnya muncul istilah one hit wonder yang digunakan secara luas dan jadi frase umum saking banyaknya kasus seperti itu bermunculan.
Sementara itu, OneRepublic pun akhirnya mengerahkan segala kemampuan mereka untuk membuktikan mereka benar-benar berkualitas, baik di album pertama, maupun di album-album selanjutnya. Dan itu dibuktikannya dalam album kedua mereka, WAKING UP. Kali ini mereka tak perlu 'meminta bantuan' dari musisi papan atas Timbaland seperti yang dialami oleh single Apologize mereka (yang akhirnya jadi terasa lebih RnB daripada pop-rock) karena mereka sudah bisa berdiri sendiri dengan cukup mengesankan.
Pemilihan judul album WAKING UP rupanya benar-benar pas dengan materi yang ditawarkan OneRepublic dalam album kedua setelah DREAMING OUT LOUD. Bisa jadi jika dalam album pertama mereka berusaha menggapai mimpi mereka untuk menunjukkan karya musik mereka di mata dunia (dan berhasil), kali ini mereka ingin bangun, bangkit, dan menunjukkan (sekali lagi) di mata dunia jika mereka tidak hanya dininabobokkan oleh kesuksesan album perdana, OneRepublic is waking up with their brand-also-rocking-new album.
Dibuka dengan track Made for You, OneRepublic rupanya mencoba meyakinkan para pendengarnya jika mereka tidak salah pilih telah mengambil CD mereka dari rak, "Karena semua ini memang kami buat untuk kamu."
Bahkan mereka memasukkan bagian chorus dari lead single mereka, All The Right Moves, ke dalam track pertama itu. "All the right friends in all the right places. All the right moves in all the right faces." Seolah mempengaruhi, inilah memang pilihan yang benar. Dan memang, album ini merupakan sebuah album story telling dengan kisah yang runut.
Berlanjut dengan single pertama di album kedua, All The Right Moves, yang benar-benar catchy dan tak heran bisa mengulang kesuksesan Apologize dalam album pertama mereka.
Bisa dibilang, dalam album kedua mereka yang berisi 13 lagu ini, banyak track yang bisa diunggulkan untuk jadi next single. Misalnya saja Secret yang jelas OneRepublic banget, Everybody Loves Me yang begitu ceria dan bersemangat, dan Good Life yang cocok jadi radio hit.
Bahkan untuk penggemar lagu-lagu tak terlalu nge-beat, OneRepublic pun hadir dengan All This Time, Fear, Lullaby, dan Shout yang jadi track penutup WAKING UP. Meski track ini tak terlalu menonjol jika dibandingkan dengan track-track mereka yang lain, tenang saja, bukan berarti they aren't worth listening. Bahkan track Waking Up yang 'dipinjam' jadi judul album pun tak lebih menonjol dari mereka.
Bagi penggemar OneRepublic yang jatuh cinta saat mendengarkan album pertama mereka, jangan khawatir. Mereka masih OneRepublic yang sama. Dengan music pop-rock cenderung RnB yang sama, suara Ryan Tedder yang bisa melengking kuat, lirik sederhana penuh makna, dan sentuhan piano dan strings yang agak susah menemukan main role-nya karena suara gitar yang dominan. Jangan lupa kesenangan mereka untuk bermain loncat nada dalam track-track mereka, menggambarkan orang yang kehilangan tujuan mereka, mencari-cari, sadar, dan akhirnya melompat balik ke right track mereka (untuk yang satu ini, coba dengarkan Missing Person 1&2, Anda akan langsung menyetujuinya).
Well yeah, OneRepublic is WAKING UP dan tak terlena akan kesuksesan album debut mereka.
Recent Posts
Dikebumikan. Pada kasus tertentu, arwah orang yang meninggal berusaha untuk masuk kembali ke alam manusia dengan cara merasuki jasad orang lain. Benar atau tidak tapi yang jelas Jess (Sarah Michelle Gellar) sempat mengalaminya.
Awalnya, Ryan (Michael Landes), suami Jess yang sedang berkendara bersama Roman (Lee Pace), saudaranya, mengalami kecelakaan parah. Keduanya dapat diselamatkan meski tak sadarkan diri dan jatuh koma selama beberapa waktu. Jelas saja kecelakaan ini membuat Jess sangat kalut. Ia tak tahu bagaimana nasib suaminya yang sedang dalam keadaan koma dan tak ada yang bisa memastikan kalau Ryan bisa selamat.
Tak lama berselang, Roman tersadar dari koma sementara Ryan masih tetap tak sadarkan diri. Anehnya, Roman yakin kalau dirinya adalah Ryan dan membuat Jess ketakutan setengah mati. Bisa jadi arwah Ryan berusaha kembali ke dunia untuk menemui Jess dengan cara masuk ke jasad Roman, tapi bisa jadi ada makhluk lain yang sedang mengambil alih jasad Roman dan tak satupun bisa dipastikan.
Genre : Thriller
Release Date : July 16, 2009
Director : Joel Bergvall, Simon Sandquist
Script : Michael Petroni, Won-mi Byun
Producer : Alexander Yves Brunner, Doug Davison, Guy East, Roy Lee, Sonny Mallhi, Nigel Sinclair, Shawn Williamson, Bob Yari
Distributor : Yari Film Group Releasing
Duration : 85 minutes
Budget : -
Official Site : www.possessionmovie.com
Sejak berabad, tanggal 14 Februari selalu dirayakan sebagai hari kasih sayang. Orang menyebutnya hari Valentine. Dengan berbagai cara orang lantas berusaha mengaitkan hari khusus ini dengan ungkapan kasih sayang entah pada sang kekasih atau pada teman dan keluarga. Tanpa di sadari, di balik hari spesial ini sebenarnya ada satu beban yang dirasakan orang-orang saat tanggal 14 Februari makin mendekat.
Saat tanggal 14 Februari makin dekat, orang-orang pun mulai mempersiapkan diri untuk membuat hari ini jadi spesial. Mereka tak ingin hari yang satu ini terlewatkan begitu saja seperti hari-hari biasa dan saat waktu mulai semakin pendek maka beban yang ada di pundak pun terasa semakin berat. Paling tidak itulah yang dialami para penghuni kota Los Angeles yang digambarkan dalam film ini.
Ada seorang serdadu yang sengaja mengambil cuti untuk pulang dari tugasnya di Irak sementara di saat yang sama Holden Bristow (Bradley Cooper) juga bersiap untuk merayakan hari Valentine dengan pasangan gay-nya. Reed Bennett (Ashton Kutcher) di sisi lain ingin memanfaatkan hari spesial ini untuk melamar kekasihnya, Morley Clarkson (Jessica Alba), namun ia akhirnya menyadari bahwa sebenarnya Julia Berlison (Jennifer Garner) adalah wanita yang dicintainya selama ini.
Estelle (Shirley MacLaine), setelah lama menyimpan rahasia, akhirnya memutuskan untuk menceritakan pada suaminya bahwa bertahun-tahun yang lalu ia sempat berselingkuh sementara Kara Yakksi (Jessica Biel) hingga hari Valentine semakin dekat tak juga bisa menemukan teman kencan.
Ada dua hal menarik dari film berjudul VALENTINE'S DAY ini. Pertama, karena judulnya begitu spesifik, apakah film ini masih relevan setelah tanggal 14 Februari nanti? Kedua, karena begitu banyak bintang yang dipasang pada film ini, apakah artinya produksi film lain harus berhenti karena nyaris semua bintang harus syuting film ini? Terlepas dari itu, film ini ternyata tak memberikan apapun selain deretan nama-nama besar yang jadi pendukungnya.
Terlalu banyak plot dalam film ini. Film dengan konsep seperti ini memang menarik. Lihat saja CRASH kalau tidak percaya. Masalahnya untuk meramu begitu banyak cerita dengan tokohnya masing-masing bukanlah pekerjaan mudah. Sedikit saja gagal maka risikonya jadi sangat besar. Kalau naskah tidak cukup kuat dan screen time karakter ini tak cukup lama maka tokoh itu tak akan jadi karakter yang memiliki dimensi utuh.
Benang merah di antara masing-masing karakter dan masing-masing plot ini juga harus cukup kuat sehingga ada satu kesatuan cerita dengan pesan yang ingin disampaikan sang sutradara. Kalau tidak maka ide itu tak akan pernah tersampaikan. Akan lebih efektif rasanya jika memecah film ini menjadi beberapa film komedi romantis dan bisa jadi hasilnya malah akan lebih bagus.
Genre : Romantic Comedy
Release Date : February 12, 2010
Director : Garry Marshall
Script : -
Producer : Samuel J. Brown, Mike Karz, Wayne Allan Rice, Josie Rosen Distributor : Warner Bros.
Duration : -
Budget : -
Official Site : www.valentinesdaymovie.com
Konser grup band heavy metal asal Orlando Amerika Serikat, Trivium, di Tennis Indoor Senayan, Kamis (11/2) malam berlangsung sukses. Kapasitas venue yang bisa menampung lebih dari 4.000 orang terisi penuh. Menurut sang promotor Adrie Subono, semua tiket sold out satu jam jelang Trivium naik panggung.
"Ini sudah menjadi tipikal anak-anak pecinta musik cadas, yang selalu belinya satu jam sebelum main, jadi di sini bener-bener kehabisan tiket," ungkapnya.
Dapat dikatakan konser Trivium menjadi yang tersukses dari tiga konser awal di tahun ini yang digelar Java Musikindo. Dan membludaknya penonton juga telah diantisipasi dengan baik oleh pihak penyelenggara dengan menempatkan aparat keamanan di sudut-sudut vital. Kekhawatiran soal aksi anarkis pun bisa dihindari.
Trivium sendiri tampil maksimal, terdiri dari membawakan 25 lagu seperti Kirisute Gomen, Becoming the Dragon, Throes of Perdition, Like Light to the Flies, dan lain-lain. Matt Heafy (vokal, gitar), Corey Beaulieu (gitar), Pablo Gregoletto (bass), dan Nick Augusto (drum) beraksi selama 1 jam 50 menit tanpa jeda.
Adrie Subono selaku bos pengusung event mengaku sangat puas. Lobi selama 3 bulan lalu untuk menarik Trivium sebelum menggelar konser di Australia berbuah tidak sia-sia.
"Mereka tampil bagus, baik dari lighting, sound, dan panggungnya. Secara musikalitas mereka bagus. Ini sesuai dengan kita yang ingin mengadakan konser dengan band-band yang bisa menjual," ungkapnya.
Siapa yang tak ingin menjadi orang kaya? Beberapa memilih cara yang benar untuk memperoleh kekayaan sementara tak jarang yang menghalalkan segala macam cara hanya untuk menjadi kaya. Norma (Cameron Diaz) dan Arthur Lewis (James Marsden) juga ingin menjadi orang kaya. Masalahnya seberapa besar keinginan mereka menjadi kaya?
Norma dan Arthur memang bukan orang yang kaya. Dengan penghasilan yang pas-pasan mereka berdua berusaha menghidupi anak semata wayang mereka dan itu bukanlah pekerjaan yang ringan. Suatu ketika, pasangan suami-istri ini mendapat sebuah kotak yang terbuat dari kayu. Pada kotak kayu itu ada sebuah tombol dan tombol ini punya fungsi ganda.
Keesokan paginya, seorang pria bernama Arlington Steward (Frank Langella) muncul dan memberi tahu Norma dan Arthur guna dari kotak itu. Bila tombol yang ada pada kotak itu ditekan maka orang yang menekan tombol itu akan menjadi kaya raya. Ia akan mendapatkan uang sebanyak US$1 juta dalam sekejap. Konsekuensinya, di saat yang sama akan ada orang lain yang akan mati karena tombol itu.
Norma dan Arthur hanya punya waktu 24 jam karena setelah itu kotak itu bukan lagi milik mereka. Kini Norma dan Arthur harus mengalami dilema moral antara menjadi kaya namun menyebabkan orang lain mati atau tetap menjadi miskin.
Ide cerita film ini mengingatkan pada film-film pendek Alfred Hitchcock yang di putar di saluran televisi nasional beberapa tahun yang lalu. Tokoh utama dihadapkan pada sebuah dilema dan ketika tokoh ini salah membuat pilihan maka konsekuensinya akan sangat fatal. Biasanya sifat dasar manusia seperti iri dan keserakahan adalah kunci kejatuhan dari karakter utama ini, mirip seperti kisah Shakespeare yang tragis.
Tidak ada yang salah dengan ide ini. Buktinya film seri TWILIGHT ZONE juga masih banyak penggemarnya walaupun hampir semua kisahnya berangkat dari ide yang sama. Malahan sebenarnya THE BOX ini adalah adaptasi dari salah satu episode TWILIGHT ZONE yang berjudul BUTTON, BUTTON.
Ternyata, justru di sinilah letak kegagalan sutradara Richard Kelly. Ide yang terlalu ringkas tak bisa dijabarkan dengan baik ke dalam film berdurasi 116 menit ini. Akhirnya, yang terasa adalah usaha untuk membuat durasi jadi lebih panjang yang berbuntut rasa bosan dan kebingungan. Ada titik di saat, Richard sepertinya enggan memberikan penjelasan dari sebuah adegan sehingga penonton yang sudah menunggu titik klimaks dari film ini malah jadi lebih bingung lagi.
Banyak adegan yang terasa tidak punya ikatan kuat dengan ide dasar cerita ini sendiri sehingga kalaupun adegan itu ditiadakan maka film ini tidak akan kehilangan alur. Mungkin ada baiknya jika THE BOX ini dibuat menjadi film pendek saja seperti film yang diadaptasinya. Dengan begitu mungkin film ini jadi lebih menarik.
Genre : Thriller
Release Date : November 6, 2009
Director : Richard Kelly
Script : Richard Kelly
Producer : Richard Kelly, Dan Lin, Sean McKittrick
Distributor : Warner Bros. Pictures
Duration : 116 minutes
Budget : US$$30 million
Official Site : thebox-movie.warnerbros.com
New Found Glory kembali dengan album studio keenam mereka. Kali ini, pertama kalinya mereka bekerja sama dengan Epitaph Records. Dengan barisan lagu-lagu yang memorable, mereka kembali lagi dengan NOT WITHOUT A FIGHT.
Setelah memenuhi kewajiban mereka pada Geffen Records, label rekaman mereka sebelumnya, New Found Glory memilih untuk merekam NOT WITHOUT A FIGHT dengan usaha sebelum akhirnya memilih sebuah label. Akhirnya, keluarlah album yang diproduseri oleh Mark Hoppus (+44) ini.
Sebenarnya NFG terlihat ingin membuat rekaman pure pop punk, namun musik mereka akhirnya menjadi chunky punk dengan hook pop yang membuat ketagihan. Memang bukan hal yang baru, apalagi inovatif, namun inilah yang menjadikan mereka sebuah grup yang terkenal dengan lagu-lagu pop punk well written.
Coba saja dengarkan track pertama, Right Where We Left Off, yang benar-benar pop punk dengan 'tarikan' gitar yang keras namun lagunya berjalan smooth walaupun dengan chorus emosional. Sementara Dont Let Her Pull You Down adalah sebuah blend pop punk yang sempurna. Lengkap dengan big guitar spins, chorus menjerit-jerit, dan lirik yang menyayat. Mantap jika disandingkan dengan I'll Never Love Again.
Secara keseluruhan, sebenarnya musik NFG di album ini diramu dan diracik dengan formula yang hampir sama. Namun, jika resep hebatnya dipergunakan dengan tepat, hasilnya pasti bukan sebuah kemonotonan. Itulah yang harus dipelajari oleh band-band baru dengan genre sama yang banyak bermunculan saat ini.
Paling tidak, penggemar lama NFG pasti akan sangat puas dengan album di mana NFG kembali ke akar mereka, classic pop punk. Namun, penggemar generasi baru pun dijamin tak akan meninggalkan band asal Los Angeles yang digawangi oleh Jordan Pundik, Chad Gilbert, Steve Klein, Ian Grushka, dan Cyrus Bolooki ini.
Click To Download
New Found Glory - Without A Foight Album.
Kematian Emma (Bojana Novakovic) adalah pukulan berat buat Thomas Craven (Mel Gibson). Semua orang mengira bahwa Thomas adalah target sebenarnya karena sebagai polisi, Thomas jelas punya banyak musuh. Namun saat Thomas menyelidiki kematian putri satu-satunya ini, detektif ini mulai menyadari bahwa selama ini tak banyak yang ia tahu tentang putrinya. Thomas yakin kalau sebenarnya kematian putrinya yang baru berusia 24 tahun ini tak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan Thomas sebagai polisi. Dalam penyelidikan ini Thomas mendapati bahwa kematian Emma sebenarnya malah terkait dengan kegiatan Emma sebagai aktivis.
Ada pihak-pihak yang tak ingin rahasia mereka terungkap dan satu-satunya cara membungkam Emma adalah dengan menghabisi nyawanya. Maka mulailah Thomas menelusuri jejak-jejak yang mungkin tertinggal dan saat petunjuk mulai terlihat, Thomas sadar kalau yang ia hadapi bukanlah orang biasa. Ada konspirasi yang terjadi dan Emma hanyalah korban agar seluruh skenario bisa dijalankan seperti rencana dan Thomas harus menghadapi orang-orang di posisi tinggi seorang diri karena ia tak lagi bisa mengandalkan institusi tempat ia mengabdi.
Tujuh tahun sudah Mel Gibson meninggalkan profesinya sebagai aktor. Terakhir ia bermain dalam film THE SINGING DETECTIVE di tahun 2003. Sejak itu Mel memang praktis lebih menekuni dunia penyutradaraan. Dua film berhasil ia selesaikan dalam masa vakum sebagai aktor ini. Saat mendengar kabar bahwa Mel akan kembali bermain dalam film muncul pertanyaan, 'Apa yang kira-kira akan ditawarkan aktor ini setelah menyelami dunia penyutradaraan?' Hasilnya ternyata tak banyak. Artinya, tidak ada yang istimewa dari akting Mel Gibson kali ini. Malahan bisa dibilang kita seolah melihat Mel saat bermain sebagai Porter dalam film PAYBACK tahun 1999 lalu. Memang karakter dua orang yang diperankan Mel ini memiliki kemiripan tapi itu bukan alasan untuk menyamakan dua karakter itu. Meski nama Mel Gibson dipasang sebagai pemeran utama namun sepertinya permainan Ray Winstone yang lebih cemerlang. Bukan berarti bahwa akting Mel dalam film ini benar-benar payah hanya tidak ada yang baru dari Mel setelah cukup lama vakum.
EDGE OF DARKNESS sendiri sebenarnya adalah hasil adaptasi dari sebuah mini seri yang tayang di BBC tahun 1985 lalu. Dari enam episode Martin Campbell yang juga menjadi sutradara dari mini seri itu menugaskan William Monahan, Andrew Bovell, Troy Kennedy Martin untuk mengemasnya sebagai naskah untuk durasi tak lebih dari dua jam dan hasilnya memang agak sedikit kedodoran. Pengalaman yang sama bakal Anda rasakan bila Anda menonton film ANGELS & DEMONS setelah Anda membaca novelnya.
Gara-gara Pete Wentz posting di Twitter, muncul rumor bahwa Fall Out Boy yang dikawal Pete sejak tahun 2001 lalu ini akan bubar. Memang sejauh ini kabar itu masih berstatus rumor saja karena Pete sendiri tidak menyatakan band ini secara resmi bubar. "Saya tidak bisa membayangkan bermain bersama FOB (Fall Out Boy) lagi. Harus ada perubahan yang terjadi entah itu di kepala saya atau dalam hati saya - bukan dompet saya. Harus ada sesuatu yang nyata," tulis Pete di akun Twitter miliknya.
Posting inilah yang kemudian memicu spekulasi bahwa grup yang saat ini berstatus hiatus alias vakum ini akan segera bubar. Namun tak lama berselang, Pete kembali menulis dan mengatakan bahwa apa yang ia katakan sebelumnya tidak mewakili pernyataan band secara keseluruhan. "Saya tidak akan melepas pernyataan apapun secara terbuka soal internal band ini.
Saudara-saudaraku, terima kasih telah bertahan sejak hari pertama," papar Pete seperti dikutip dari Splash News. Fall Out Boy sendiri dibentuk di Illinois tahun 2001 lalu dengan personil Patrick Stump, Joe Trohman, Andy Hurley, dan Pete Wentz. Sampai saat ini band emo ini memang tergolong cukup produktif dan telah melepas lima studio album termasuk album terakhir berjudul FOLIE à DEUX yang dilepas tahun 2008 lalu.
Panic At the Disco akhirnya kembali. Jika Anda sudah rindu dengan penampilan mereka yang fantastis bak opera dengan berbagai ikon sirkus di dalam album mereka, maka bersiaplah untuk 'menelan' PRETTY ODD.
Saat mulai merasakan We're So Starving sebagai track pertama dalam album kedua mereka ini, Panic menjanjikan pada penggemar mereka jika, 'Kami tetap band emo/pop yang telah menjual jutaan kopi album!' Walaupun sebenarnya tidak terlalu benar.
Pasalnya, kesan gelap dan suram khas band emo dalam album debut mereka, A FEVER YOU CAN'T SWEAT OUT, yang dirilis 2005 silam, nampaknya sudah semakin sirna seiring Anda mendengarkan lagu-lagu berikutnya.
Tak ada lagi kisah tentang pelacur, penari bugil, dan perselingkuhan. Panic telah menggantikannya dengan nada-nada sunny pop dan keceriaan ala The Beatles dan The Beach Boys. Terdengar jelas dalam single pertama mereka, Nine in the Afternoon, yang lengkap dengan perpaduan petikan gitar yang 'malas' dan sentuhan terompet, benar-benar akan terasa beda dengan single ternama mereka, I Write Sins Not Tragedies, yang penuh kemarahan.
Rupanya Panic memang menghabiskan waktu empat tahun untuk menggodok materi album baru mereka ini sehingga bisa benar-benar dilepas dari Fall Out Boy.
Perlu bukti? Dengarkan saja That Green Gentleman (Things Have Changed), Do You Know What I'm Singing?, dan Folkin' Around yang agak-agak terdengar seperti lagu country (sebenarnya cukup menghancurkan image yang ingin dibangun Panic dalam album kedua ini).
Vokal Urie pun lebih matang di album kedua ini. Sehingga untuk keseluruhan, PRETTY ODD. memang pretty rock album.
Click Here To Download
Panic At The Disco - Pretty Odd Album.
Akhirnya dua nama terungkap!. Zac Efron dan Vanessa Hudgens, dua bintang Disney ‘High School Musical’ resmi bermain pada Spider-Man 4!!
Daily Star melaporkan bahwa Pihak Universal Pictures sudah meresmikan nama Zac sebagai pemeran Peter Parker pada film keempat nanti. Shooting filmnya nanti akan segera dilakukan tahun ini dan dijadwalkan rilis pada 2012.
Pihak produser sengaja memilih Zac, dikarenakan ingin membuat fans yang kecewa dengan kepergian Tobey Maguire (34) dan Kirsten Dunst yang sudah terimagekan sebagai Spider-Man. Untuk itu, dengan reputasi Zac di mata fans remaja diharapkan dapat mengembalikan charisma film seperti dahulu.
Zac akan bermain sebagai Peter sedangkan Vanessa akan menggantikan posisi Kirsten memerankan Mary-Jane Watson.
Jenis Film : Horror
Produser : Lisa Bruce, Steve Golin, Alix Madigan
Produksi : Paramount Pictures
Homepage : http://www.case39movie.com/
Durasi : 115
Pekerja social Emily Jenkins (Renee Zellweger) merasa sudah melihat semua hal, hingga ia bertemu dengan satu kasus paling misterius, Lilith Sullivan (Jodelle Ferland), gadis berumur 10 tahun. Kekhawatiran Emily terjawab saat ia mengetahui kedua orang tua Lilith mencoba membunuh putri mereka sendiri. Emily menyelamatkan Lilith dan memutuskan untuk menjaganya hingga ia menemukan keluarga angkat yang sempurna untuknya. Gadis ini ternyata lebih berbahaya dari yang terlihat. Emily memutuskan untuk menemui orang tua Lilith. Ibunya meyakinkan bahwa putrinya memiliki kemampuan menghanguskan dan ayahnya menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari Lilith adalah dengan membunuhnya.
Tiga puluh tahun yang lalu, kontak pertama alien ke bumi terjadi. Manusia menantikan serangan musuh tersebut, atau munculnya kecanggihan teknologi. Keduanya tidak terjadi. Justru, para alien mengungsi, kelompok terakhir yang selamat dari dunia mereka. Dibangunlah sebuah persinggahan di District 9 di Afrika Selatan.
Saat ini, kesabaran alien telah habis. Kendali atas mereka dipegang oleh Multi-National United (MNU), sebuah perusahaan swasta yang akan mendapatkan keuntungan jika mereka berhasil menciptakan senjata melawan alien. Sejauh ini MNU gagal; aktivasi senjata membutuhkan DNA alien. Ketegangan antara alien dan manusia memuncak saat petugas lapangan MNU, Wikus van der Merwe (Sharlto Copley), berkontraksi dengan virus misterius dan mengubah DNA dirinya.
Wikus menjadi manusia paling diburu diseluruh dunia, dirinya menjadi manusia paling berharga untuk menemukan rahasia teknologi alien. Terasingkan, hanya satu tempat yang tersisa untuknya : District 9.
Download :
District 9
Sub. Indonesia
Saat liburan hari Kemerdekaan, sebuah serangan pada prasarana komputer Amerika Serikat mulai melumpuhkan seluruh negeri. Tokoh misterius di balik siasat pengrusakan tersebut sudah mengetahui setiap sudut peralatan digital yang ada - tetapi dia tidak memperhitungkan John McClane (Bruce Willis), tokoh lama yang bekerja menggunakan cairan “digital”.
Starring: Bruce Willis, Timothy Olyphant, Justin Long
Release : 2007
Quality: BRRip 720p x264 (mkv)
Size : 550MB
Download :
Die Hard 4: Live Free or Die Hard
(Sub. English Included)
Saat Perang Dunia II berlangsung, empat bersaudara Yahudi, Bielski, melarikan diri dari desa Timur Polandia/ Belarus Barat, yang dikepung oleh Nazi dan bergabung bersama partisan Soviet untuk melawan Nazi. Kakak beradik itu berhasil menyelamatkan 1200 warga Yahudi di tengah hutan. Diangkat dari kisah nyata, film ini memperlihatkan perjuangan mereka melawan penyerangan Jerman namun tetap pada misi mereka, menyelamatkan nyawa kaum Yahudi.
Download :
Defiance
Sub. Indonesia
Pembalap tiga kali juara, Jensen Ames (Jason Statham) adalah ahli menyelamatkan diri dari bahaya. Saat ia memutuskan untuk memulai hidup baru, ia dituduh atas sebuah pembunuhan yang tidak ia lakukan. Terdorong untuk menguak misteri pembalap Frankenstein – idola masyarakat yang tak terkalahkan – Ames dibantu oleh Kepala Penjara (Joan Allen): melarikan diri dari penjara.
Ames harus bertahan melawan kriminal kejam di dalam penjara untuk mendapatkan kebebasan.
Mengendarai mobil yang dilengkapi dengan senapan mesin dan pelempar granat, Ames harus menghancurkan apa saja yang ia temui agar memenangkan olahragara paling mematikan dipenjuru dunia.
Starring: Jason Statham, Joan Allen, Ian McShane
Release : 2008
Quality: BRRip (mkv)
Size : 400MB
Download :
Death Race
Sub. Indonesia