Recent Posts

Musim semi adalah saat yang tepat untuk berlibur. Danau biasanya jadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan masa liburan, melepaskan kepenatan sehari-hari. Biasanya kalau sudah berlibur, semuanya bisa lepas kendali dan tak sedikit pula yang akhirnya malah menyesali apa yang mereka lakukan di saat liburan. Masalah yang sama juga dihadapi warga Lake Victoria yang biasanya selalu mendapat banyak kunjungan wisatawan selama musim liburan.

Biasanya, Lake Victoria selalu padat di musim liburan. Dalam sekejap mata jumlah penghuni kota kecil di tepi danau ini bisa melonjak sampai sepuluh kali lipatnya. Musim liburan memang selalu merepotkan buat warga setempat terutama Sheriff Julie Forester (Elizabeth Shue) yang harus selalu siaga menghindarkan orang-orang dari masalah yang biasa timbul. Kali ini ada yang lain dengan Lake Victoria. Masalah biasanya tetap ada namun kali ini bertambah dengan satu masalah lagi yang jauh lebih parah.

Tiba-tiba saja danau di kota itu jadi penuh dengan ikan pemangsa manusia. Korban mulai berjatuhan dan untuk meyakinkan para wisatawan untuk tidak dekat-dekat dengan danau juga bukanlah pekerjaan mudah. Sheriff Julie hanya punya satu pilihan. Ia harus memusnahkan ikan-ikan pemakan manusia ini secepatnya atau korban akan semakin berjatuhan.

Apa yang terbayang di benak Anda saat mendengar judul PIRANHA 3D? B Movie? Jelas! Dan menariknya, film ini termasuk jujur. Tak ada usaha untuk membuatnya jadi seperti film berkualitas. Sama sekali tidak ada! Dan sepertinya untuk kejujuran itu film ini layak dapat apresiasi lebih ketimbang B Movie lain yang berusaha terlihat seperti film berkualitas.

Piranha memang makhluk buas yang selalu mempesona. Buktinya, dari tahun 1978, sudah ada empat film yang mengambil tema soal ikan buas ini, termasuk PIRANHA 3D ini. Malahan, PIRANHA 3D sebenarnya adalah remake kedua dari original movie yang beredar di tahun 1978. Yang bertanggung jawab kali ini adalah Alexandre Aja yang juga menyutradarai THE HILLS HAVE EYES.

Sepanjang durasi film, yang ada hanyalah eksploitasi. Wanita-wanita cantik setengah telanjang dan anggota tubuh yang tercabik-cabik jadi menu utama film yang diedarkan Dimension Films ini. Alur kisah nyaris tak ada sementara tokoh-tokoh yang ada di dalamnya pun tak terlalu meyakinkan. Tapi itu sepertinya tak jadi soal karena film ini memang dibuat untuk 'menghibur'. Kalau Anda jenis orang yang suka menonton wanita setengah telanjang, darah, dan anggota tubuh yang terpisah, bisa jadi PIRANHA 3D ini adalah film buat Anda.


Genre : Thriller
Release Data : August 27, 2010
Director : Alexandre Aja
Script : Alexandre Aja, Patrick Melton, Marcus Dunstan, Chuck Russell
Producer : Alexandre Aja, Mark Canton, Grégory Levasseur
Distributor : The Weinstein Company, Dimension Films
Duration : -
Budget : US$24 million
Official Site : www.piranha-3d.com

Setelah bersinar lewat Hannah Montana, cewek pirang ini malah menjadi lebih liar di album terbaru.

Memuat selusin lagu, Miley mencoba tampil dengan imej yang lebih ngerock. Plus dandanan gothic serba hitam, Myley memang keliatan berbeda dibanding dulu. Saat dia masih menjadi Hannah Montana. Toh, nggak jadi soal. Lagu-lagu rock ternyata pas juga dinyanyikannya.

Menyimak liriknya, Myley sepertinya pandai memilih lagu. Dari keseluruhan lagu yang ada di albumnya, semua “dekat” dengan kehidupan yang dijalaninya.

Nomor-nomor yang sepertinya pantas dikedepankan adalah Who Owns my Heart dan Can’t Be Tamed . Di dua lagu ini, energi Myley terasa meluap.

Selain itu, ada beberapa balada yang ampuh kalau didengarkan sendirian. Mulai dari cover version Poison, Every Rose Has It Torn , Forgiveness and Love , dan Stay .
Jangan lupakan juga kalau album ini memuat DVD konser Myley saat ngebawain barisan lagu di atas.

Jadi, konsepnya 2 in 1. Seru banget, dong!


Produser: John Shanks
Produksi: Universal Music

TRACK LIST:
1. Liberty Walk
2. Wo Owns My Heart
3. Can’t Be Tamed
4. Every Rose Has it Torn
5. Two More Lonely People
6. Forgiveness and Love
7. Permanent December
8. Stay
9. Scars
10. Take Me Along
11. Robot
12. My Heart Beats for Love


Download : Miley Cyrus - Can't Be Tamed

Berdasarkan kisah nyata. Didasari saat-saat pertama Nelson Mandela menjabat sebagai presiden.

Sebagai Presiden kulit berwarna pertama di Afrika Selatan, Nelson sadar bahwa dia harus membangun kebanggaan sebagai bangsa. Kebanggaan yang seharusnya bisa dirasakan seluruh warga negara, tanpa memandang warna kulit dan ras.

Solusinya adalah olahraga. Dan kebetulan, Piala Dunia Rugby, olahraga kebanggaan Afrika Selatan bakal digelar di negaranya.
Jadilah dia mengintervensi timnas rugby dan meminta mereka menjelma jadi juara dunia.
Misi yang mulia yang bisa menyatukan seluruh anak bangsa Afrika Selatan.


| Pemain:Morgan Freeman, Matt Damon
Produksi: Warner Bros | Distributor: Vision

Simak videonya nih. Botol itu langsung mendarat mulus di wajahnya!

Justin Bieber mungkin mendapat banyak pujian oleh remaja putri di Amerika Serikat. Tapi ternyata hal ini tidak sepenuhnya berlaku secara umum. Saat tampil di acara E107.9 Jingle Ball, Desember tahun lalu, ia dilempar botol yang berisi air mineral. Botol yang datang dari arah penonton itu langsung mendarat mulus tepat di wajahnya.

Justin yang kala itu sedang mengungkapkan perasaan cintanya pada para penggemarnya, langsung coba menghindar. Namun nasib sial menimpanya, sebuah botol sudah terlanjur menghampirinya.

“Ow! That didn’t feel good,” ucap Justin sambil merapikan rambutnya, seperti dilansir dari Aceshowbiz.

Setelah dilempar botol tersebut, Justin tetap bersikap tenang dan melanjutkan konsernya kembali.

“I don’t know why she threw that at me,” imbuhnya.

Penasaran gimana reaksi Justin? Simak nih videonya!


Kekuasaan Jenderal Garza (David Zayas) di sebuah negara di Amerika Selatan memang sangat kokoh. Dengan kekuatan militer yang ia miliki, Garza menindas warga negaranya sekaligus menentang kebijakan negara-negara lain yang ada di sekitarnya. Setelah kematian seorang sandera warga negara Amerika di tangan Garza, pemerintah Amerika tak punya pilihan lain selain membuat skenario untuk menggulingkan kekuasaan Garza.

Menurunkan pasukan langsung ke negeri itu jelas tak mungkin dan satu-satunya cara adalah menurunkan pasukan tak resmi untuk melakukan kudeta dan membebaskan rakyat di negeri itu dari penindasan yang sudah berjalan dua puluh tahun lebih itu. Masalahnya, pasukan ini harus benar-benar tangguh karena mereka tak akan mendapat bantuan apa pun dari pihak mana pun.

Harapan kini bergantung pada Barney Ross (Sylvester Stallone), sang pemimpin tim The Expendables. Bersama Lee Christmas (Jason Statham), Tool (Mickey Rourke), Bao Thao (Jet Li), Gunnar Jensen (Dolph Lundgren), Hale Caesar (Terry Crews) dan Toll Road (Randy Couture), Barney harus berhasil membunuh Garza dan menumbangkan rezim yang berkuasa.

Sayangnya misi ini bukanlah misi yang mudah. Selain tak akan mendapat bantuan apa pun dari pihak militer Amerika, ada agen CIA bernama Monroe (Eric Roberts) yang ternyata tak menghendaki runtuhnya kekuasaan Garza. Terjepit di tengah skenario yang tak menguntungkan, Barney dan timnya tetap nekat berangkat dan seperti bisa diduga, misi ini berakhir dengan kekacauan. Masalahnya, apakah kekacauan ini membuat Barney menyerah?

Sekelumit kisah di atas jelas sudah akrab di telinga para penggemar film laga. Kisah yang sama juga ditawarkan banyak film sebelumnya, termasuk THE LOSERS yang baru saja kita nikmati. Kalau kisah bisa disebut biasa-biasa saja, lantas apa kekuatan THE EXPENDABLES ini? Jawabnya jelas para pemainnya. Ini adalah film laga all stars! Sayangnya, hanya itu yang ditawarkan film besutan Sylvester Stallone ini.

Tanpa casting berkilau seperti ini, bisa jadi THE EXPENDABLES hanya akan berakhir seperti kebanyakan film laga yang dibuat straight ti DVD. Dengan skenario yang bisa dibilang generik, plus pembentukan karakter yang kurang dalam membuat film ini memang murni jadi suguhan buat mata. Stallone pun seolah berusaha memberikan porsi yang sama besar untuk semua bintang walaupun Arnold Schwarzenegger dan Bruce Willis hanya kebagian peran cameo saja.

Soal akting, ini memang film Stallone tapi kalau mau jujur, sebenarnya malah Statham yang terlihat lebih bersinar diikuti oleh karakter Lundgren, Jet Li, dan Rourke. Selebihnya terasa biasa-biasa saja. Namun karena ini memang film laga, jadi sepertinya semua pertimbangan di atas bisa dikesampingkan. Selama banyak darah berceceran, bom meledak, mayat bergelimpangan, dan para jagoan yang saling hajar, penonton pasti sudah puas.


Genre : Action
Release Date : August 13, 2010
Director : Sylvester Stallone
Script : Dave Callaham, Sylvester Stallone
Producer : Avi Lerner, Kevin King Templeton, John Thompson, Robert Earl
Distributor : Lionsgate
Duration : -
Budget : US$80 million
Official Site : www.expendablesthemovie.com


Ada yang menarik dari konser All Time Low.

Masih inget dong kalo kemarin ini, All Time Low (ATL) konser di Jakarta? saya sendiri ga ikutan nonton tapi sangat tertarik sama video yang saya temui di Youtube.

Setelah di Play, ternyata ini Video All Time Low yang Berduet dengan Band lokal Rocket Rockers membawakan lagu Dammit milik Blink 182.

Mungkin banyak dari kalian yang juga melewatkan konsenya ATL kemarin, jadi saya share video ini buat kalian...

Ini dia bocoran adegan paling menarik yang dilakukan Shia LaBeouf bersama lawan mainnya.


Shia LaBeouf tengah melakukan adegan romantis dengan lawan mainnya di sekuel Transformers, Rosie Huntington Whiteley. Keduanya berciuman di jembatan Lasalle, Chicago saat syuting hari Sabtu (7/8) lalu.

Dilansir dari Aceshowbiz, Whiteley yang mengenakan blus putih dan skinny jeans terlihat mencium LaBeouf mengenakan jaket kulit dengan denim. Adegan ini kemungkinan akan muncul di akhir film.

LaBeouf yang memerankan karakter Sam Witwicky dalam Transformers 3 akan berhadapan dengan Rosie Huntington Whiteley yang digambarkan sebagai kekasih idamannya. Namun nama karakter dari Whiteley itu masih belum diumumkan. Menurut rumor, Whiteley akan memerankan sebagai Carly, seseorang yang akan menjadi istri dari Witwicky.

Michael Bay masih dipercaya untuk menggarap sekuel film Transformers yang rencananya akan dirilis 1 Juli 2011 mendatang di bisokop Amerika Serikat.

Banyak lagu di album ini memberikan sentuhan yang lebih personal. Baik lewat lirik, pilihan riff, maupun aransemen.

Satu yang pasti, di album ini, musik BFMV nggak lagi seagresif album sebelumnya. Tapi, bukan berarti musiknya jadi nggak seru. Justru, di album ini, kita bisa menemukan musik yang lebih unik.

Banyak lagu di album ini memberikan sentuhan yang lebih personal. Baik lewat lirik, pilihan riff, maupun aransemen.

Selain itu, lagu di album ini juga lebih catchy di telinga. Lebih bisa didengar, dan cenderung mengarah ke mainstream.

Yap! Sepertinya mereka mulai berani memadukan unsur metal dan hard rock. Komposisinya sekitar 75:25. Tentu saja metal masih memegang peranan penting.

Soal lagu yang pantes dijagoin, bisa langsung dengar Your Betrayel, nomor pembuka dengan dentuman drum luar biasa yang dipadu dengan riff paten.

A Place Where You Belong menawarkan nuansa yang lebih tenang dengan sentuhan klasik akustik di intro. Sedangkan Fever memperlihatkan speed yang jadi andalan band metal asal Inggris ini.

Namun, kalau harus disuruh memilih, Dignity dan Pretty on the Outside jadi favorit saya. Kedua lagu itu amat brilian.


Bagi Kalian yg suka dengan BMFV, bisa di Download di Music Download Box sebelah kanan atas.

Demi manggung, frontman Sum 41 ini nekat mengabaikan memar-memarnya.

Nasib sial memang sedang melanda Deryck Whibley. Vokalis dari Sum 41 ini memang baru saja dikabarkan dikerorok oleh tiga orang nggak dikenal di sebuah bar di Jepang Kamis (5/7) lalu. Masalah yang hingga kini belum diketahui duduk permasalahannya berujung kepada Deryck yang harus dirawat di rumah sakit atas kejadian tersebut dan diwajibkan untuk beristirahat atas luka dan memar yang dideritanya.

Tetapi demi memuaskan publik Jepang, Minggu (8/7) lalu nggak taunya Deryck nekat kabur dari pengawasan dokter untuk bergabung bersama personil lainnya untuk bermain langsung di Festival Summersonic di Osaka.

You're Rock Dude...

Setelah bintangi film drama musikal, Efron mau melebarkan aktingnya ke film komedi.

Zac Efron
kini mau mencoba sesuatu yang baru. Setelah sukses dengan High School Musical , ia mau mencicipi film komedi.

Dilansir dari Aceshowbiz, aktor ini telah menandatangani kontrak untuk membintangi dan memproduksi sebuah proyek kerja bersama Jason Filardi, sang penulis naskah. Film komedi yang belum ada judulnya ini menyatukan kembali tim dari 17 Again, film Efron sebelumnya.

Detail soal karakter Efron serta alur cerita masih belum dipastikan. Zac Efron kini masih menunggu film terbarunya, Charlie St Cloud rilis di bioskop, 30 Juli mendatang.

Gelaran musik terbesar di Tanah Air akhirnya siap untuk menghibur para pecinta musik Indonesia. Sukses dilaksanakan di tahun sebelumnya yang menghadirkan Mr. Big, Third Eyed Blind, Secondhand Serenade, Mew dan banyak band lainnya, di tahun 2010 ini Java Rockin' Land (JRL) nggak kalah ngerock.

Kali ini JRL menghadirkan Smashing Pumpkins, Stereophonics, Arkarna, Datarock, Di-Rect, Mutemath dan Galaxy 7. Dan tentunya ada band jagoan lokal seperti Netral, Saint Loco, Gugun & The Blueshelter, Noxa, Slank dan masih banyak lainnya.

Kepastian ini langsung diutarakan oleh segenap pendukung acara yaitu dari Java Music Festival, Telkomsel dan juga Gudang Garam InterMusic via konferensi pers yang baru saja digelar, Senin (9/8) di Airman Hotel Sultan Jakarta. Seru banget. kan?

Event ini bakalan bergulir pada tanggal 8,9 dan 10 Oktober besok di Pantai Carnaval Ancol. So, don't miss it guys.


* Sekitar awal tahun 2009, para produser SAW melihat bagian pertama dari serial ini diubah menjadi format 3D. Mereka sangat terkesan dan keputusan untuk membuat bagian ketujuh dalam format 3D tak terelakkan lagi.

* Karena rumitnya proses 3D maka persiapan film ini molor sampai 21 minggu padahal film-film SAW sebelumnya hanya memerlukan waktu 9 minggu saja.

* Awalnya nama David Hackl sempat disebut sebagai sutradara dari SAW 3D namun karena Kevin Greutert yang sebelumnya mengundurkan diri sempat dikaitkan dengan proyek PARANORMAL ACTIVITY 2 yang notabene adalah pesaing SAW maka Lionsgate memaksa Kevin memenuhi kontraknya menjadi sutradara film ini.

* Kevin Greutert tiba di Toronto tanggal 28 Januari 2010. Setelah membaca naskah dan mengunjungi lokasi syuting, keesokan harinya Kevin langsung mulai bekerja.

* Seminggu sebelum memulai syuting, Kevin Greutert (sutradara) meminta Marcus Dunstan dan Patrick Melton untuk menulis ulang naskah film ini.

* Seminggu sebelum syuting, Tobin Bell sempat mendiskusikan karakter Jigsaw yang ia perankan bersama para penulis naskah agar ia bisa menjiwai karakter yang akan ia perankan ini.

* Patrick Melton dan Marcus Dunstan memastikan bahwa SAW 3D ini adalah bagian terakhir dari serial SAW.

* Karena proses 3D yang memakan waktu lama, film ini memerlukan waktu syuting selama 9 minggu padahal sebelumnya film SAW tak pernah syuting lebih dari 6 minggu.

* Kembalinya Cary Elwes sebagai Dr. Lawrence Gordon bocor saat Lionsgate memasang nama aktor ini pada fact sheet mereka tanggal 24 April 2010.

* Patrick Melton sempat membocorkan informasi bahwa SAW 3D ini adalah bagian yang paling banyak mengundang karakter yang pernah muncul dalam seri sebelumnya.

* Untuk pertama kalinya dalam sejarah film SAW, kru film SAW mengambil gambar di lokasi terbuka pada hari Minggu 28 Maret 2010 lalu.

* Hasil pertama film ini diserahkan pada para produser pada tanggal 22 Mei 2010.

Louise Desfontaines (Sophie Marceau) adalah anggota French Resistance. Meski dari luar Louise tak beda dengan kebanyakan wanita namun ada satu hal yang membuatnya spesial. Di balik kecantikannya, Louise adalah mesin pembunuh. Dan saat ia ditugaskan untuk menyelamatkan seorang agen Inggris yang ditangkap Jerman, wanita yang baru saja kehilangan suami ini tak mundur sedikit pun.

Agen yang tertangkap ini memang belum membocorkan rahasia apapun namun tetap saja Louise harus berangkat karena kelangsungan misi pemerintah Inggris akan bergantung pada tugas Louise ini. Untuk menjalankan tugas berat ini, Louise merekrut Suzy Desprez (Marie Gillain), Gaëlle Lemenech (Déborah François), Jeanne Faussier (Julie Depardieu), dan Maria Luzzato (Maya Sansa).

Awalnya misi ini berjalan lancar tanpa ada halangan namun segera setelah misi ini tuntas, Louise mendapat tugas baru yang jauh lebih berbahaya. Louise dan timnya harus berangkat ke Paris untuk menghabisi Kolonel Karl Heindrich (Moritz Bleibtreu) yang ternyata telah mengetahui rencana Inggris untuk mendarat di Normandy. Misi ini sama saja dengan misi bunuh diri.

Membawa lima wanita cantik ke medan perang memang bukan termasuk ide yang umum. Malahan jarang ada film bertema perang semacam ini yang menempatkan karakter wanita sebagai titik pusat. Meski film ini sendiri terinspirasi sebuah kisah nyata namun film hasil besutan sutradara Jean-Paul Salomé ini murni fiksi dan nyatanya, Jean-Paul berhasil menggabungkan fakta sejarah dan fiksi dalam sebuah ramuan visual yang menarik.

Memang tidak ada misteri. Alur kisah dengan mudah dapat dibaca sejak awal namun bukan itu tujuan Jean-Paul. Sepertinya, alih-alih membuat plot yang berbelit-belit, Jean-Paul lebih suka menempatkan penonton dalam kondisi tegang agar mereka tak beranjak dari kursi sampai film berakhir.

Naskah film ini memang tak bisa dibilang sangat bagus namun itu tertolong oleh akting para pemerannya yang mengesankan. Sophie Marceau, barangkali tak perlu lagi dibahas. Aktris cantik ini sudah bermain dalam puluhan judul film dan ini juga bukan kerja sama pertama Sophie dan Jean-Paul. Sebelumnya mereka sempat berkolaborasi lewat BELPHEGOR. Yang paling menarik mungkin malah Moritz Bleibtreu yang berperan sebagai Karl Heindrich. Aktor ini mampu melepaskan diri dari tipikal karakter NAZI dalam film.

Genre : Drama
Release Date : June 27, 2008
Director : Jean-Paul Salomé
Script : Laurent Vachaud, Jean-Paul Salomé
Producer : Éric Névé
Distributor : Revolver Entertainment
Duration : 116 minutes
Budget : -
Official Site : www.femaleagents.co.uk

Musisi berumur 40 tahun tersebut di sambut oleh puluhan pendukungnya saat ia tiba di kantor dewan pemilu di Port-au-Prince untuk secara resmi mengumumkan pencalonan dirinya sebagai Presiden dari Parpol Ansanm Viv ( Live Together ) pada 05-08-2010 kemarin.

Tentang pencalonan dirinya Wyclef berkata "ini adalah waktu yang tepat dan sangat emosional, saya ingin segera memberi tahu Presiden Barack Obama bahwa Presiden Haiti adalah Wyclef Jean."

"Fokus saya adalah membangun Haiti yang baru yang akan tumbuh lebih kuat" tutur pria yang lahir di Haiti namun besar di New York ini.

Wyclef sendiri akan di dukung oleh Pamannya Raymond Joseph yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Haiti untuk Amerika, Perdana menteri Jaques Eduardo Alexis dan mantan Diplomat Garaudy Laguerre, untuk Pemilu yang akan diadakan pada bulan November.

Buat orang awam, kehidupan Spencer Aimes (Ashton Kutcher) adalah kehidupan impian. Bisa menikmati kehidupan eksotik di berbagai kota di Eropa, punya mobil mewah, dan dikelilingi banyak wanita cantik memang adalah impian semua pria dan itu semua sudah dimiliki Spencer yang sebenarnya adalah seorang agen CIA.

Spencer memang menikmati hidupnya dan tak ada alasan untuk meninggalkan semua itu, setidaknya sampai Spencer bertemu Jennifer Kornfeldt (Katherine Heigl). Jennifer adalah seorang teknisi komputer yang baru saja putus dari kekasihnya dan sedang berlibur di Perancis. Sejak bertemu Jennifer, Spencer yakin kalau wanita ini adalah cinta sejatinya dan karena wanita ini pula Spencer rela meninggalkan kehidupan mewahnya untuk menikahi Jennifer.

Tiga tahun kemudian, kehidupan sepasang manusia yang sedang kasmaran ini tiba-tiba saja diguncang prahara. Spencer tiba-tiba dihubungi mantan atasannya dan tak berapa lama kemudian Spencer seolah jadi magnet buat para pembunuh yang berusaha menghabisi Spencer. Mau tak mau Spencer harus mencari tahu siapa dalang di balik usaha pembunuhan ini. Untuk melakukan itu, tak ada pilihan buat Spencer selain membuka rahasianya yang selama ini tak pernah diketahui Jennifer.


Menggali kelucuan dari hubungan suami istri sepertinya adalah tujuan utama dari film arahan sutradara Robert Luketic ini. Namun untuk bisa menggali sisi lucu dari hubungan ini, pertama sang sutradara harus mampu meyakinkan penonton bahwa dua orang ini memang sepasang suami istri. Ini bukan urusan gampang karena selain tergantung pada naskah, hasil yang memuaskan juga akan bertumpu pada chemistry antara dua orang ini.


Nyatanya, tak satu pun dari usaha untuk meyakinkan penonton bahwa Spencer dan Jennifer adalah sepasang suami istri yang bisa dibilang berhasil. Jangankan untuk membuat kondisi ini terlihat nyata, untuk membuat Ashton Kutcher terlihat seperti agen CIA saja sudah gagal. Katherine Heigl juga tak terlalu meyakinkan sebagai seorang istri yang sering histeris dan selalu berada di bawah pengawasan kedua orang tuanya.


Hasilnya, lelucon yang digali dari hubungan ini juga tak terlihat alami. Yang ada hanyalah serangkaian adegan baku tembak yang malah tak jelas bisa dikategorikan dalam genre action atau comedy. Di tengah kekacauan ini justru Tom Selleck dan Catherine O'Hara yang menjadi orang tua Jennifer yang tampil lebih menonjol meski, lagi-lagi, tidak muncul chemistry di antara dua orang ini.


Genre : Comedy
Release Date : June 4, 2010
Director : Robert Luketic
Script : Bob DeRosa, Ted Griffin
Producer : Scott Aversano, Jason Goldberg, Mike Karz, Ashton Kutcher, Chad Marting, Christopher S. Pratt, Josie Rosen
Distributor : Lionsgate
Duration : -
Budget : -
Official Site : www.killersfilm.com